INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN! – Medan, sebuah kota yang dikenal sebagai kota kuliner. Padahal Medan memiliki identitas jauh lebih menarik dari sekedar ragam kulinernya. Sejarah yang teramat unik seharusnya membuat Medan lebih potensial dari segi pariwisatanya.

Sini aku cerita sedikit, mana tahu kalian makin jatuh hati pada pesona Medan.

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!
KARYA : YULIANTO QIN

Siapa sih yang tidak kenal dengan Tembakau Deli? Bahkan sampai penjuru dunia sekalipun sangat mengenal dengan komoditi yang satu ini. Ya, sebuah komoditi yang sudah tenar sejak tahun 60-an.

Kualitas Tembakau Deli yang terkenal grade A ini menjadikan kota Medan memiliki perhatian utama di mata dunia sejak zaman dahulu kala. Keberadaan perindustrian Tembakau Deli ini jugalah yang menjadikan Medan sebagai perkampungan akhirnya dikarbit menjadi sebuah kota.

Perindustrian yang terus berkembang memaksa pergerakan infrastruktur juga ikut berkembang, akhirnya menjadikan Medan sebagai kota yang heterogen. Tidak hanya dari segi budayanya saja, melainkan juga sosial, politik, dan ekonominya. Ini alasan aku menyebut Medan sebagai kota yang unik dengan keberagamannya. Mulai dari masyarakatnya, kulinernya, bahasanya, budayanya, komoditinya, huniannya, hingga keyakinan yang dianut.

Jadi, jangan heran ya bagi kamu yang baru menginjakkan kaki ke Medan pasti deh akan bingung dengan aura kota ini, sebab kami sudah terbiasa tumbuh dalam keberagaman. Itu juga yang menjadikan kami tangguh di perantauan. Hehe…

Nah lho, terus apa kaitan bahasan kita ini dengan curhatan anak muda kreatif kota Medan kak?

Oke, jadi gini. Eeiitt, tarik bangku, ambil roti, kita seruput pakai teh *ssllrruuupp* sudah santai? Yuk, kita sambung lagi ceritanya.

Ragamnya kearifan lokal yang dimiliki kota Medan seharusnya mampu menggelitik kreatifitas kita dalam berkarya. Nah, alasan inilah membuat aku rada kepo nih sama beberapa teman yang lagi asik-asiknya menggeluti dunia kreatif sebagai jalan hidup mereka. Kali ini aku ingin curhat bareng anak muda yang hobi gambar.

Contohnya nih yang dari dulu aku kepoin, abang Dody Pratama si pemilik akun @dodykomik. Siapa sih yang tidak kenal dengan dia? Kiprahnya di dunia komik telah melambungkan namanya di dunia per-medsos-an. Jejak karirnya yang di awali dengan tergabung dalam tim Digidoy Komik telah membentuk dia sebagai salah satu sosok kreatif anak muda kota Medan.

“Memiliki hobi sketsa semenjak duduk di bangku SD (baca: Sekolah Dasar), akibat pengaruh media hiburan pada saat itu. Yakni kartun dan komik dari Jepang. Pertama kali terpikir untuk menggeluti hobi ini pada saat media sosial yang mulai berkembang di tahun 2013. Saat itu banyak bentuk visual yang disuguhkan di internet seperti fotografi, videografi dan ilustrasi. Kemudian masuklah komik yang ikut ramai memborbardir sebagai bentuk konten hiburan yang banyak diminati. Tapi enggak PD (baca: percaya diri) dengan skill yang belum memumpuni,” curhatnya ketika aku mencoba membuka obrolan dengan beliau.

Berbeda dengan dua anak muda kreatif lainnya, yaitu abang Yulianto dan David.

“Mulai hobi sketsa mulai dari mahasiswa S1 di Jogja. Di awal-awal semester ada mata kuliah teknik komunikasi arsitektur yang salah satu topiknya adalah sketsa arsitektur lalu lama-lama terbiasa sketsa bersama teman-teman maupun sendiri karena setiap jalan-jalan pasti bawa buku sketsa. Lalu ketika bekerja bertemu dengan teman-teman yang sehobi dan bergabung di komunitas Indonesia’s Sketchers di Jogja. Tahun 2013 pindah ke Medan dan selama hampir 3 tahun sketsa sendirian sampai akhirnya ketemu dengan beberapa teman yang suka sketsa seperti bang Charles Pandiangan dan Andy Leonardo lalu membentuk komunitas Urban Sketchers Medan bersama teman-teman di Medan pada tahun 2016,” curhat abang Yulianto.

Sedangkan David mengaku dia baru menggeluti hobi nge-doodle sejak di bangku Sekolah Menengah Atas, tapi baru menekuninya secara serius sejak masa perkuliahan. Nah, kalau dua teman saya lainnya, Thofa dan Nazri. Mereka juga sama seperti abang Dody yang sudah gemar menggambar sejak di bangku Sekolah Dasar.

Sebelum aku cerita lebih jauh, kita kenalan dulu yuk dengan sosok 5 anak muda kreatif kota Medan ini.

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

Nama Lengkap: Yulianto Qin

Instagram : @yuliantoqin

Profesi: Freelance Illustrator, Arsitek & Dosen di Prodi Arsitektur, Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Pendidikan Akhir: Master of Engineering, Architecture department, Toyohashi University of Technology, Japan.

Hobi: Jalan-jalan & Sketsa

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

Nama Lengkap :Dody Pratama

Instagram : @dodykomik

Profesi : Freelancer & Content Creator

Pendidikan Akhir : S1 Pertanian

Hobi : Menggambar

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

Nama Lengkap : David Wijaya

Instagram : @davidwijaya91

Profesi : Owner Doodle Art DWSkellington

Pendidikan Akhir : S1 Teknik Informatika, Mikroskil Medan

Hobi : Doodling, Paper Handmade, Digital Design, Entrepreneurship, & Copywriting

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

Nama Lengkap : Nazri Nuriza

Instagram : @nazrinuriza

Profesi : Ibu Rumah Tangga & Freelance Illustrator

Pendidikan Akhir : S1 Teknik Arsitektur

Hobi : Ilustrasi Buku Anak, Baca, & Melihat Sekitar

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

Nama Lengkap : Musthofa K Rangkuti

Instagram : @thofa

Profesi : Content Creator

Pendidikan Akhir : S1 Pendidikan Fisika

Hobi : Coret-coret 

 

Mungkin teman-teman bingung kenapa aku memilih mereka sebagai narasumber ku di curhatan ini? Sederhana, karena aku sudah lama memantau rekam jejak media sosial mereka. Perkembangan proses kreatif mereka menjadi nilai plus untuk aku bagi inspirasinya kepada teman-teman pembaca. Selain itu, mereka juga menjadikan kearifan lokal Medan sebagai konten karyanya. Mereka punya misi ingin me-Medan-kan dunia.

Itulah alasan mereka adalah lima dari sekian banyak anak muda kreatif kota Medan yang patut diperhitungkan karyanya. Bagiku, orang-orang kreatif itu lahir dan bertumbuh dari proses yang mereka seriusin. Seberapa serius mereka dengan profesinya? Yuk kita lanjut lagi curhatan mereka!

Bebricara tentang proses kreatif pastinya bercerita tentang karya dan prestasi dong. Mereka? Tidak perlu diragukan lagi dong.

“Belum terlalu banyak sih. Sejak tahun 2010 menjadi illustrator sampul buku untuk Gramedia Pustaka Utama lalu tahun 2015 menerbitkan buku Batik dan Kain Nusantara Coloring Book for Adults di Gramedia juga. Pernah ikut pameran Bersama teman-teman Indonesia’s Sketchers di Erasmuis Huis Jakarta tahun 2015 dan di Semarang tahun 2016. Tahun 2018 diundang untuk berpameran di Taichung city, Taiwan tentang Jejak Pabrik Gula di Sumatera Utara. Lalu tahun 2018 dan 2019 lalu terpilih menjadi salah satu peserta pameran Festival Sketsa Indonesia di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Tahun 2019 juga diundang berpameran di Jogja Nasional Museum dalam bagian dari Festival Biennale Jogja,” curhat abang Yulianto, pendiri komunitas Urban Sketchers Medan.

“Pada tahun 2016 pernah mendapat penghargaan Kosasih Award untuk komik dengan tema kearifan lokal terbaik. Mengangkat tema kota Medan pada tahun itu,” curhat Dody, yang saat ini memilih berkreatifitas solo sebagai content creator.

“Karya yang saya gambar lebih ditumpahkan dalam bentuk produk handmade sehingga produk kreasi lokal kota Medan ini sempat menjadi Top 10 Makers Indonesia, dari 1500an peserta dari 8 kota di Indonesia yang ikut berpartisipasi,” curhat David, saat ini memilih Jakarta sebagai domisili untuk mengembangkan proses kreatifnya.

“Sudah, beberapa karya sudah diterbitkan menjadi buku,” curhat Nazri, yang sempat menjadi tim kreatif di Hijab Alila.

“Achievement itu dapat berbentuk apapun setahuku. Termasuk yang saya dapatkan datang dari teman-teman yang minta dibuatkan tanpa gratisan yang mendukung untuk tetap improving. Atau sekedar japri atau DM (baca: direct massage) dan berkomentar tentang desain yang dibuat. Bersyukur punya lingkaran yang masih saling mendukung. Meski tak jarang mengalami permintaan teman yang gratisan dan juga ghosting, sudah ditolongin untuk dibuatkan malah menghilang tanpa aba-aba apapun. Tergabung sebagai pengurus pusat sebuah komunitas tingkat nasional  sebagai bagian Media dan Komunikasi sampai saat ini. Pernah mengikuti sebuah kompetisi mesti gagal tapi ini proses belajar. Tahun 2019 lalu, mengikuti kegiatan dari Kominfo yaitu Flash posting Medan yang didalamnya ada lomba postingan dan memenangkan juara pertama untuk kategori konten instagram. Saat itu lomba on the spot, dan aku upload sketsa yang dibuat manual langsung di acara tersebut,” curhat Thofa, yang dulunya nge-doodle dan akhirnya mengembangkan bakat gambarnya ke arah digital sketch.

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!
KARYA : DAVID WIJAYA

Aku sepakat yang dicurhatkan Thofa, bahwa prestasi itu bukan sekedar tentang kamu dapat penghargaan berapa. Kamu sudah menghasilkan berapa dari karyamu. Atau karyamu sudah masuk ajang mana saja.

Kreatifitas itu tentang proses

Sesuatu yang dikembangkan dan terus menghasilkan peningkatan karya, sehingga apresiasinya bisa dalam bentuk apa saja dari lingkungan. Paling sederhananya adalah pujian dari penikmat, ataupun sekedar karya kamu digunakan oleh orang lain.

Jadi, bagi kamu yang masih terpaku kalau prestasi sebatas penghargaan, yuk ubah deh mindset-nya. Karena itu akan membunuh proses kreatifmu untuk berkembang lebih bebas lagi.

Jadi kak, apa yang harus disiapkan agar kita enggak moodian dalam berproses kreatif?

Sederhana, hal yang paling dasar harus dimantapkan adalah tujuan kamu dalam berproses kreatif. Orang yang berproses tanpa tujuan biasanya sulit konsisten dalam berkarya.

“Tujuan dari menggeluti hobi ini sebenarnya sih untuk mengembangkan diri agar ketrampilan sketsa atau menggambar manual tidak hilang karena kebiasaan menggunakan komputer di kerjaan. Juga dengan sketsa kita bisa mencatat dengan visual lingkungan sekitar kita maupun tempat-tempat yang kita kunjungi. Selain itu juga ingin sketsa lebih di kenal masyarakat terutama di Medan, karena sketsa bisa dipelajari oleh semua orang dan tentu saja bisa bermanfaat bila ditekuni dengan serius,” curhat abang Yulianto, keturunan darah Tionghoa.

“Goals saya adalah ingin di daerah-daerah, di kota Medan khususnya para pelaku kreatifnya bisa tumbuh. Lahirnya lapangan-lapangan kerja baru yang lebih kreatif dan berwarna khsusunya dibidang visual entertain yang bisa menjanjikan untuk kesejahteraan sumber daya manusianya,” curhat abang Dody yang ngaku beda jurusan dengan hobi itu bukan sebuah masalah.

“Menghasilkan banyak karya, sehingga anak-anak kaum muslim enggak kehabisan bahan untuk di sukai. Sehingga mereka enggak menyukai karya-karya yang mengandung nilai tertentu yang dilarang dalam Islam,” curhat Nazri, si penikmat kopi.

“Bisa menjadi salah satu inspirasi buat anak muda bahwa hobi menggambar juga bisa menghasilkan walau keluarga dan orang terdekat sering memandang sebelah mata terhadap hobi tersebut. Goals terjauh itu ingin suatu hari bisa membuka lapangan kerja yang lebih luas, mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga di bidang kerajinan tangan, hingga anak-anak muda yang mungkin sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai hobi mereka maupun di bidang kreatif lainnya,” curhat David yang telah berhasil menghasilkan pundi-pundi uang dari hobinya.

“Kedepannya bisa menjadi salah satu orang kreatif yang diperhitungkan dengan karyanya terutama di kota Medan atau bahkan Indonesia dan menjadikan ini sebagai IKIGAI personal yang bisa menunjang diri sendiri untuk tetap bertumbuh dan belajar, juga menghasilkan pundi-pundi cuan untuk tetap terus melangsungkan hobi ini meski belum menjadi prioritas utama. Doakan segera punya alat tempur yang mendukung untuk terus berkarya ya, atau kalau mau memberikan siap mengadopsinya,” curhat Thofa yang sangat optimis dengan hobinya.

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!
KARYA : NAZRI NURIZA

Kalau kita lihat tujuan kelima anak muda kreatif ini, mereka memiliki impian yang besar atas hobinya. Ya, aku sepakat! Hobi itu bukan sekedar memuaskan kemampuan diri, tetapi kita kudu asah betul agar bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan mendatang. Jika memungkinkan pun bisa berdampak positif bagi masyarakat luas.

Tapi kak, aku kuliahnya bukan jurusan menggambar. Belum lagi orang tua yang menentang dengan hobiku ini karena enggak sejurusan. Bagaimana dong?

Santai…

Tiga dari lima anak muda kreatif ini juga tergolong orang-orang yang tidak sejurusan dengan hobinya. Tapi mereka punya tujuan dan keyakinan bahwa apa yang disukai, diseriusin, dan diusahakan, in syaa Allah itu yang akan menghasilkan.

Karena menurutku nih ya, orang-orang yang terjebak dalam penilaian orang lain adalah mereka yang unhappy. Mau sampai kapan sob?

Kak, apa iya kita bisa berkembang sebagai pelaku kreatif di kota Medan ini?

Kelima anak muda kreatif ini bersepakat kalau kota Medan sangat potensial sebagai kota kreatif.

“…tapi peran serta pemerintah harus ada dalam mewujudkannya agar lebih masif…” curhat abang Yulianto, Dody, dan David.

“…memungkinkan selama ada kolaborasi yang kuat antar pelaku kreatif dan dilakukan terus-menerus…” curhat Nazri dan Thofa.

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!
KARYA : DODY PRATAMA

Dalam momentum ulang tahun kota Medan yang ke-430 ini, mereka memiliki harapan, semoga Medan terus bertumbuh dan menelurkan para pelaku kreatif. Tapi tidak hanya itu, mereka juga berharap kelak Medan memiliki creative space sebagai wadah para kreator muda.

“Impian aku.. ingin membuat sebuah tempat atau museum bisa disebut seperti museum literasi untuk anak-anak. Dimana ruangannya di jadikan storyteller kisah peradaban Islam. Tujuannya agar anak-anak kaum muslim tidak asing dengan kisah-kisah para sahabat, syuhada, tabiin, dll” – Nazri

“Kreatif space itu sebenarnya yang kebayang di aku berupa konsep indoor dan outdoor, berupa tempat dan fasilitas lainnya yang memang bisa dipergunakan oleh orang-orang yang kreatif untuk berkarya dan pamer karya” – Thofa

“Konsep saya untuk creative space di Medan sih sederhana saja ingin bikin Festival Sketsa Medan dengan mengundang komunitas-komunitas sketsa dari dalam dan luar negeri ke Medan yang tujuannya untuk memperkenalkan kekayaan warisan budaya kota Medan ke dunia dengan sketsa” – Yulianto

“Kalau impianku, adanya kolaborasi pemerintah dan UMKM, agar para pelaku kreatif ini terorganisir dan mendapat sokongan penuh. Selain itu menghadirkan tokoh-tokoh yang udah berkecimpung lama di dunia kreatif dan bagaimana kita lebih mengenal sosok perjalanan mereka dari awal hingga sekarang, agar para pemain baru mendapat inspirasi dari proses kreatif mereka” – David

“Sebenarnya aku kurang setuju dengan format creative space atau kegiatan-kegiatan seperti creative fest. Karena selama ini jadi seperti terlihat sia-sia. Yang paling penting di awal menurutku ya produktifitas karya-karya/konten dari teman-teman kreator dulu. Bagaimana caranya berani bikin karya dulu. Itu biasanya berangkat dari keresahan diri masing-masing dan biasanya juga terpengaruh dari karya-karya menarik yang pernah dilihatnya. Kalau boleh saran dari aku pribadi di Medan belum ada creative space yang bersifat universitas yang non formal terbuka. jadi disitu fokus buat follow up melatih dan membina dan mentoring teman-teman yang memang ingin terjun di industri kreatif. Bentuk pelatihannya pun banyak pilihan. Jadi mereka bebas memilih mau menjadi apa dan kemudian fokus menggali potensi terbaik di bidang yang disukainya itu” – Dody

Nah bagaimana teman-teman, sudah mulai tergelitik dengan curhatan mereka? Ternyata kota Medan memiliki anak-anak muda yang tidak kalah kreatifnya dengan anak muda di kota lain ya.

Poin penting dari curhatan mereka adalah kalau mau berkreatifitas itu tidak perlu minder. Berangkat dari hobi kita saja deh. Ditekuni sampai ada apresiasi atas karya yang dihasilkan. Kalau ada peluang, gaskan terus jadi sumber pundi-pundi rezeki. Hehe…

Beberapa refrensi akun yang bisa kamu kepoin karyanya sebagai idea booster :

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

Karena hobi menggambar itu adalah obat stress

Dengan menggambar atau minimal corat-coret itu naluri alami manusia sejak kecil. Siapapun pasti dulu waktu kecil sukanya corat-coret kan?

“Setidaknya bagi saya menuangkan apa yang kita lihat ke dalam kertas dalam bentuk sketsa itu menjadi sebuah kegiatan yang melegakan. Biasanya kalau sedang nyeket saya tidak terlalu banyak berpikir sehingga pikiran menjadi rileks. Lalu konsentrasi kita juga menjadi lebih fokus. Apalagi fokus nyeket di lingkungan terbuka” – Yulianto

Begitulah curhatan para anak muda kreatif kota Medan. Semoga keresahan mereka menjadi keresahan kita bersama, sehingga dari keresahan ini menjadi sebuah solusi bagi kota Medan. Dan aku berharap ada pembaca dari kalangan steakholder dan mudah-mudahan bisa terealisasi semua curhatan teman-teman kita ini ya. Aamiin. Salam Ahoi! Salam Inspirasi!

INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!
Tagged on:                                                                                                         

16 thoughts on “INTIP YUK CURHATAN ANAK MUDA KREATIF KOTA MEDAN!

  • July 16, 2020 at 8:19 am
    Permalink

    Apa sih sebenarnya kreatif itu, aku sendiri kak masih belum berani mengartikan satu sisi makna kreatif, karena terlalu luas.

    Bagaimana menjadi kreatif itu yang susah,….
    Memulai kreatif apa lagi..
    Berbahagialah berkesempatan diberi ilham menjadi kreatif bahkan masih sejurus dengan nilai agama mereka.
    Karena kreatif pun bisa menjerumuskan..

    Reply
    • December 16, 2020 at 5:00 am
      Permalink

      Iya juga sih..
      Makanya kreatif itu relatif.
      Beberapa tulisan pun banyak mengulas prosesnya dibanding maknanya 😁 gitu sih kalo aku

      Reply
    • December 15, 2020 at 1:00 pm
      Permalink

      Sangat menginspirasi sekali. Semoga bisa dapat dicontoh anak muda yang lainnya, agar bisa lebih kreatif

      Reply
    • December 16, 2020 at 4:27 am
      Permalink

      Hebat ya mereka² ini .. masih muda tp punya mimpi serta kemauan yg kuat. Semoga makin banyak generasi2 melenial sprti mereka 😇

      Reply
    • December 16, 2020 at 5:01 am
      Permalink

      Iyes mba, karya anak-anak Medan

      Reply
    • December 26, 2020 at 5:25 pm
      Permalink

      Iya mba, keren memang anak muda kreatif ini

      Reply
  • December 15, 2020 at 3:08 pm
    Permalink

    Wah bener-bener keren nih hasil karyanya. Anak-anak muda kreatif yang sangat menginspirasi, layak dijadikan teladan.
    Setuju dengan mereka, bahwa jangan minder untuk berkreatifitas. Untuk melahirkan kreativitas bisa dari hobby yang kita miliki. Yang terpenting harus semangat dan buang jauh rasa minder.

    Reply
    • December 16, 2020 at 5:01 am
      Permalink

      Sepakat bund 😊

      Reply
  • December 16, 2020 at 2:12 am
    Permalink

    keren banget sih ini, curhatnya melalui karya hehe.. bisa dinikmati semua orang. Lanjutkaan anak mudaaaa

    Reply
    • December 16, 2020 at 5:02 am
      Permalink

      Ya kan mba…
      Salut memang yg bisa mengembangkan kreatifitasnya ❤️

      Reply
  • December 16, 2020 at 5:00 am
    Permalink

    Inspiratif dan kreatif untuk mereka..Jadi pingin punya kiprah dalam bidang yang disenangin rasanya..Tapi apa daya kegiatan sehari-hari udah ruwet hehe

    Reply
    • December 16, 2020 at 5:02 am
      Permalink

      Aku doakan semoga terwujud ya mba harapannya 😊 setidaknya bisa ditularkan ke anak 😁🤭

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *