“Bagaimana sih kak memulai Social Project?” Pertanyaan yang sudah terlalu sering berseliweran di telinga aku sejak nyemplung di dunia pergerakan sosial.

A to Z About Social Project

Oke..oke..sabar..sabar..
Sebelum aku bahas tentang teknis dari pelaksanaannya, aku kenalin dulu ya apa itu social project. Biar kita semua satu frekuensi nih di kolom ini.

Apa itu Social Project?

Kalau merujuk kamus besar bahasa Indonesia, social project berasal dari kata dasar sosial. Sosial itu selalu dikaitkan dengan masyarakat. Sosial juga berkaitan dengan kepentingan umum. Sifatnya lebih mementingkan kepentingan umum, suka menolong, dan lainnya. Singkatnya, lebih pada sesuatu yang melibatkan masyarakat dalam berbagai jenis program yang ada di lingkungan sekitar.

Bagi aku social project adalah sebuah kegilaan yg harus diseriuskan. Karena ini menyangkut kebahagiaan dan kesejahteraan banyak orang.

“Ngurusin orang itu sebuah kegilaan. Karena ngurusin diri sendiri aja repot kan ya. Apalagi ngurusin orang, hehe..”

Jadi untuk memulai social project itu ya enggak bisa sekali saja. Tapi kek jatuh hati gitu, harus berkali-kali biar cinta.

Social Project diΒ Mulai dari Mana?

Diawali dengan niat yang kuat. Mustahil kita bisa konsisten dalam menjalankan sebuah social project tanpa niat yang kuat. Seperti yang aku sampaikan tadi, ini bukan kerjaan satu hari, melainkan aktifitas mingguan, bulanan, tahunan, bahkan seumur hidup.

Kebayangkan dalam sehari kita berada di tengah masyarakat yang bisa dibilang bukan keluarga kita? Menghadapi beragam pikiran orang dan masalah yang timbul juga pasti bervariasi juga. Nah, kalau tidak dengan niat yang kuat, apa jadinya kita dan social project ini? Itulah pentingnya niat yang kuat sebagai awal social project kita.

Berikutnya, fokus. Dibutuhkan fokus dalam sebuah social project agar kita tahu warna pergerakan kita. Penting ini dibangun di awal sebelum melakukan rancangan social project. Tujuannya, agar seluruh rancangan seperti visi misi, tujuan, assessment, hingga intervensi berjalan senada dan mencapai hasil yang diharapkan.

Setelah sudah menguatkan niat dan fokus, maka lakukan ‘to do list‘. Tujuannya untuk melakukan penyusunan rancangan aktifitas di masyarakat. Mulai dari visi, misi, tujuan, bentuk assessment, hingga rancangan intervensi.

Dalam hal ini, aku menyarankan untuk melibatkan masyarakat ya kawan-kawan. Karena hasil yang diinginkan untuk pemberdayaan masyarakat, dan juga agar lingkungan tersebut mengalami perubahan yang lebih baik.

Maka, libatkan mereka di awal perancangan. Tujuannya, agar mereka merasa memiliki social project itu. Lebih tepatnya, merasa diakui sebagai subjek, bukan objek. Selain itu juga, mereka kan juga pelaku utama dari permasalahan lingkungan, maka libatkan mereka dalam penyelesaiannya. Mereka yang lebih tahu, bukan kita.

Jadi peran kita apa? Hanya sebagai fasilitator dan mediator. Kalau dalam dunia peran, kita hanyalah aktor pembantu. Begitu kira-kira kawan.

Rancangan proyek kelar, saatnya action. Perencanaan tanpa eksekusi, itu sama saja dengan kesia-siaan. Alias omdo, omongan doang.

Langkah ekseskusi dimulai dari hal paling sederhana, yang masyarakat merasa paling mampu melakukannya. Tidak perlu terlalu kejar target, slowly but sure adalah teknik paling jitu digunakan saat kita turun ke lapangan. Apalagi target pasar kita adalah mereka, para masyarakat pedesaan.

Jadi yang paling penting dalam proses eksekusi apa kak? Kenyamanan dan kepercayaan masyarakat. Karena semangat akan timbul dengan sendirinya, ketika kita mampu menumbuhkan rasa kepercayaan orang lain, sehingga mereka nyaman melakukan apapun bersama kita. Semangat? Dia akan berbanding lurus dengan keduanya.

Berarti kalau sudah action, tuntas dong social project kita? Sabar atuh neng. Jangan puas dulu. Ini jadi catatan ya buat kita semua. social project itu bukanlah kegiatan one the moment, melainkan sebuah siklus besar yang sifatnya berkala.

Oleh karena itu dibutuhkan evaluasi dan resistensi. Evaluasi dilakukan secara berkala. Hal ini disepakati bersama antara fasilitator dengan anggota social project. Gunakan grafik untuk mempermudah pembacaan hasil evaluasi.

Setelah hasil sudah didapat, maka lakukan pembaharuan rancangan aksi (jika perlu), kalau tidak, maka rancangan lama bisa dilakukan kembali, atau disebut dengan resistance method.

Nah, jika kita sudah bisa mengaplikasikan aksi secara resisten, biasanya masyarakat sudah bisa dilepas secara mandiri dalam sebuah social project. Masyarakat yang terberdaya secara mandiri dan bisa melakukan social project tanpa dampingan fasilitator lagi, itu berarti, social project tersebut telah berhasil dijalankan sesuai target rancangan.

Apa yang Dilakukan SetelahΒ Social Project Mencapai Target?

Social Project itu butuh penggerak, pelakunya, ladang kerjanya, dokumentasinya, publikasinya, dan juga mitranya.

Nah, setelah tadi aku sudah menjelaskan tahapannya, mulai dari penggeraknya (kita, tim proyek), pelakunya (masyarakat yang diberdaya), dan ladang kerjanya (lingkungan yang jadi target peretasan masalah).

Sekarang kita masuk pada bahasan dokumentasi, publikasi, dan mitra dari sebuah social project.

Social Project itu kek produk juga. Kita butuh waktu untuk mengemas produknya, siapa pasarnya, mikirin kemasannya, tahu memasarkannya, sehingga pembeli hadir dan terlibat dalam produksi yang kita usung.

Di sinilah peran dokumentasi dan publikasi menjadi poin penting untuk menarik mitra. Pertanyaannya, apa cukup dengan dokumentasi foto saja kak? Jawabnya, boleh. Tapi akan lebih interaktif jika kita mendokumentasi dalam bentuk audio dan visual.

Ini didasarkan karena kemajuan teknologi yang sudah multi media. Kita tidak hanya bisa berkomunikasi dua arah saja, bahkan bisa banyak arah dalam satu waktu. Jadi, sayang rasanya hanya memanfaatkan foto sebagai satu-satunya dokumentasi.

Kenapa publikasi menjadi penting dalam social project? Sederhana, inilah cara termudah dan tercepat dalam menarik mitra. Apalagi di zaman millenial seperti sekarang ini, semua aktifitas manusia sudah melalui gawai. Soooo.. optimalisasi jejaring online harus jadi fokus utama kita dalam menjaring mitra.

Makin seru ya?
Seru kan? Ihihihi…
Tahan dulu yaaa keponya.

Sementara segitu dulu kolom #BerbagiRizky dari aku. Nanti ada Part 2 dari artikel ini. Aku bakal ulas lebih dalam bagaimana tips dan trik membangun mitra, hingga output dan input dari sebuah social project.

Terima kasih sudah mampir di kolom A to Z About Social Project. Pastikan kamu juga mampir di kolom berikutnya yaaaa.. Salam Inspirasi!

A to Z About Social Project
Tagged on:                                         

21 thoughts on “A to Z About Social Project

  • February 1, 2021 at 12:56 pm
    Permalink

    Banyak orang males ikut social project , padahal manfaatnya gede banget. Mengasah empati, belajar untuk mengatasi masalah dengan critical thingking sampe belajar bersyukur.

    Reply
    • February 2, 2021 at 1:43 pm
      Permalink

      Yes bener. Bisa membentuk kecerdasan emosional

      Reply
  • February 1, 2021 at 2:30 pm
    Permalink

    Wah, keren sekali kak. Semangat selalu untuk berkegiatan yang bermanfaat.

    Reply
    • February 1, 2021 at 3:20 pm
      Permalink

      Huhu keren banget! Gak sabar nih tentang gimana sih cara membangun mitra. Ditunggu part 2 nya kak

      Reply
      • February 2, 2021 at 1:42 pm
        Permalink

        Siap mba. Soon yaaa πŸ˜πŸ™

        Reply
    • February 2, 2021 at 1:42 pm
      Permalink

      Siap mba 😊 forever

      Reply
    • April 4, 2022 at 5:28 pm
      Permalink

      Siap mba 😊

      Reply
  • February 1, 2021 at 4:12 pm
    Permalink

    Jujur aku tu pengwn banget bikin social project tapi ya masih bingung mulai darimana dan gak ada partnernya kak, kapan2 ajakin yaaa

    Reply
    • February 2, 2021 at 1:41 pm
      Permalink

      Boleh mba. Domisili Medan kah?

      Reply
  • February 1, 2021 at 5:31 pm
    Permalink

    sangat bermanfaat banget ka infonya..
    aku jadi ngerti ttg sosial project makasih ka artikelnya,πŸ‘πŸ€—

    Reply
    • February 2, 2021 at 1:41 pm
      Permalink

      Masama mba 😊

      Reply
  • February 1, 2021 at 11:12 pm
    Permalink

    Bener banget , social project emang harus diawali dengan niat yang kuat, dijalani dengan kesabaran dan penuh ketekunan. Semoga selalu diberi kelancaran ya mom. Dan semoga sehat selalu.

    Reply
    • February 2, 2021 at 1:41 pm
      Permalink

      Aamiin..makasi Mak πŸ˜πŸ™

      Reply
  • February 2, 2021 at 8:13 am
    Permalink

    Gak sabar untuk nungguin part 2 nya project apa ni yang kaka rizky lagi garap ya

    Reply
    • February 2, 2021 at 1:39 pm
      Permalink

      Banyak mba, salah satunya paket city tour 😁

      Reply
  • February 5, 2021 at 3:54 am
    Permalink

    Social project….kegiatan seru dan membahagiakan,,ketemu dgn berbagai macam karakter masyarakat dan dri situlah tantangangannya….ahh lope lope nih akak selalu dapat tambahan ilmu baru…untuk next bisa di aplikasikan πŸ˜ŠπŸ™

    Reply
    • February 7, 2021 at 7:34 pm
      Permalink

      Semangat 😊

      Reply
  • February 5, 2021 at 7:39 am
    Permalink

    Ahhhh ini nih serunya…dari social project belajar mengemas sesuatu menjadi lebih menarik dan memberikan manfaat untuk orang lain 😊 πŸ‘. terus gmna akak klo sudah membuat sebuah social project tapi stuck dan tdk ada perkembangan?

    Reply
    • April 4, 2022 at 5:29 pm
      Permalink

      Itu tandanya butuh teman sharing untuk nambah wawasan dan pemantik πŸ˜‰

      Reply
  • February 5, 2021 at 8:18 am
    Permalink

    Yeaaayyyy dapat tambahan ilmu baru lagi πŸ€—πŸ‘ini penting banget ilmunya,,belajar bersosialisasi dengan cara membantu dan bisa bermanfaat untuk bnyak orang. 😊Akak klo kita sudah buat social project tapi hanya stuck dan tdk ada kelanjutannya…gmna ya kak? Butuh solusi πŸ˜πŸ™

    Reply
    • February 7, 2021 at 7:33 pm
      Permalink

      Banyak sharing dgn yg udah sukses melakukan SP. Atau bisa juga dgn evaluasi projek, mungkin aja ada tahapan yg perlu revisi.

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *